ISU-ISU DALAM KAJIAN WACANA

1.0    KEUTUHAN WACANA
Keutuhan wacana dalam sesuatu wacana sangat ditekankan kerana perkara inilah yang menentukan sama ada satu kesatuan itu boleh dianggap sebagai sebuah wacana atau hanya merupakan kumpulan ayat yang tidak teratur. Keutuhan sesuatu wacana dapat dilihat daripada wujudnya hubungan-hubungna dari aspek semantik,leksikal, gramatikal dan fonologis antara bahagian-bahagian dalam wacana itu.

1.1               Hubungan Wacana dari Aspek Semantik

Hubungan wacana dari aspek semantik dapat dibahagikan kepada dua iaitu,hubungan semantik antara bahagian-bahagian wacana yang ditandai oleh unsur-unsur gantungan yang berupa preposisi dan lain-lain serta hubungan semantik yang dilihat dari segi konteks atau latar wacana.
a)      Hubungan Semantik antara Bahagian-bahagian Wacana yang Ditandai OlehUnsur-
unsur Gantungan yang Berupa Preposisi dan Lain-lain

i.                    Hubungan sebab dan akibat
ii.                  Hubungan sebab dan hasil
iii.                Hubungan sebab dan tujuan
iv.                Hubungan latar dan kesimpulan
v.                  Hubungan syarat dan hasil
vi.                Hubungan perbandingan
vii.              Hubungan memperkuat isi
viii.            Hubungan aditif (tambahan)
ix.                Hubungan prafasax
x.                  Hubungan amplifikatif
xi.                Hubungan aditif waktu
xii.              Hubungan aditif bukan waktu
xiii.            Hubungan identifikasi
xiv.            Hubungan generik

b)      Hubungan Semantik yang Dilihat dari Segi Konteks atau Latar Wacana

                                i.            Kesatuan tajuk atau topik
                              ii.            Hubungan sosial antara penutur dan pendengar
                            iii.            Laras bahasa yang digunakan

1.2              Hubungan Wacana dari Aspek Leksikal

Hubungan antara bahagian-bahagian wacana dapat dilihat daripada pertalian unsur-unsur leksikal yang ada didalamnya. Hubungan wacana dari aspek leksikal boleh dibahagikan kepada beberapa bahagian, iaitu:
                                i.            Sinonim
                              ii.            Antonim
                            iii.            Hiponim
                            iv.            Kolokasi
                              v.            Unsur bersambut
                            vi.            Pengulangan
                          vii.            Pembuka dan penutup wacana

1.3               Hubungan Wacana dari Aspek Gramatikal

Hubungan dari aspek gramatikal ialah hubungan wacana yang berkaitan dengan tatabahasa. Antara penanda gramatikal yang mewujudkan keutuhan wacana ialah penanda rujukan, penanda penggantian, ellipsis, dan penanda penghubung.

a)      Penanda Rujukan
i.                    Penanda rujukan menggunakan kata ganti nama diri orang dan kata ganti namadiri tunjuk.
ii.                  Penanda rujukan digunakan untuk perkaitan dengan bahagian dalam wacana.

b)      Penanda Penggantian
i.                    Penanda penggantian merujuk kepada proses menggantikan unsur bahasadengan unsur lain.
ii.                  Penanda penggantian terdiri daripada beberapa jenis, iaitu;
·         Nominal- penggantian yang dilakukan terhadap katanama atau frasa nama.
·         Verbal- penggantian verbal melibatkan penggantianterhadap kata atau frasa kerja.
·         Klausa- penggantian klausa melibatkan penggantiansebahagian daripada ayat

c)      Elipsis
i.                    Elipsis melibatkan pengguguran kata, frasa, atau klausa yang telah dinyatakandalam ayat sebelumnya.
ii.                  Pengguguran ini dilakukan kerana pembaca atau pendengar sudah mengetahuimaklumat tersebut berdasarkan konteks wacana.
iii.                Elipsis dapat dikatakan sebagai penggantian kosong, iaitu sesuatu yang adatetapi tidak diucapkan atau dituliskan.

d)     Penanda Penghubung
i.                    Penanda penghubung berfungsi menjalinkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan ayat dengan ayat.
ii.                  Penanda penghubung terdiri daripada penghubung tambahan, penghubung tentangan, musabab dan penghubung tempoh.

·         Penghubung tambahan - penghubung yang memberikan maklumat tambahan terhadap sesuatu perkara yang diperkatakan sebelumnya. Contohnya, tambahan pula, di samping itu, malahan dan sebagainya.
·         Penghubung tentangan- penghubung yang menunjukkan pertentangan maklumat antara satu ayat yang baru diperkatakan dengan ayat sebelumnya. Contohnya, tetapi, sebaliknya, namun, walau bagaimanapun.
·         Penghubung musabab- penghubung musabab menunjukkan sebab berlakunya sesuatu. Contohnya, kerana, oleh sebab, oleh itu.
·         Penghubung tempoh- penghubung tempoh menunjukkan urutan masa atau siri berlakunya sesuatu. Contohnya, pertama, kedua, kemudian, selanjutnya.


1.4               Hubungan Wacana dari Aspek Fonologis

Hubungan ini dapat dilihat daripada hentian atau kesenyapan suara, intonasi,tinggi rendah tekanan dan nada suara. Unsur-unsur inu juga boleh menimbulkanhubungan semantik antara bahagian-bahagian wacana. Contohnya, perkataan³duduk´ jika disebut dengan lembut bermaksud mempersilakan tetapi jika disebutdengan intonasi tinggi bermakna marah atau perintah yang tidak boleh dilawan.

a)      Koheran dan Kohensi

Selain itu, dua aspek penting yang menghasilkan wacana yang utuh ialah koheran dan kohensi. Tautan atau kohesi ialah keserasian hubungan antara satu unsur linguistik dengan unsur linguistik yang lain. Keserasian hubungan dapat dilihat dari segi hubungan antara perkataan, frasa, klausa, atau ayat yang terdapat dalam teks. Tautan akan menghasilkan wacana yg utuh.

Contohnya: Mira dan kakaknya ke Seremban.Mereka ke sana dengan menaiki bas.

Perkataan mereka merujuk kepada Mira dankakaknya, sementara sana merujuk kepada Seremban.

Runtutan atau koheren pula merupakan kesinambungan idea dalam sesebuah wacana. Koheran dalam sesebuah wacana bertujuan untuk menghasilkan wacana yang bermakna. Oleh itu runtutan merupakan asas dalam pembinaan wacana kerana sesuatu teks itu dianggap sebagai wacana jika teks tersebut mempunyai makna.


2.0     Contoh kajian lepas berkaitan wacana


ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL DAN ASPEK LEKSIKAL PADA LAGU “YANG TERDALAM” PETERPAN

A.   PENDAHULUAN

Noah (sebelumnya bernama Peterpan) adalah sebuah band dari Bandung, Indonesia. Band ini dibentuk pada tahun 2000 dan terkenal berkat lagunya. Sekarang band ini terdiri dari, Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David. Pada 2006, Andika dan Indra keluar dari band ini, Selanjutnya pada 2008, David masuk ke band ini.
Pada tahun 1997, Andika (kibor) membentuk band Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), Afrian (gitar), serta teman mainnya, Abel (bas) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.
Andika mengumpulkan kembali personel Topi pada tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melodi, maka diajaklah Lukman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi gitaris utama (lead guitar). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama Peterpan. Tanggal 1 September 2000 secara resmi Peterpan terbentuk.
Pada tanggal 4 November 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari Peterpan. Kedua mantan personil Peterpan ini pada akhirnya membentuk Band lainnya yang diberi nama The Titans. Dengan keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua personil tambahan, yaitu David pada kibor dan Lucky pada bass. Perpecahan ini dipicu oleh ibunda Andika yang keberatan jika, Ariel, Uki, Lukman dan Reza, masih menggunakan nama Peterpan. Andika sempat mengancam akan paksa Peterpan stop manggung selama belum berganti nama.
Pada Mei 2007, Peterpan merilis album keempat mereka yaitu Hari yang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara yaitu di RUUMS, Kuala Lumpur, pada 25 Mei 2007 dan di Monumen Pahlawan Gasibu, Bandung. Acara ini disiarkan langsung di 7 stasiun televisi. Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya.
Pada 2008, Peterpan merilis album kompilasi bertajuk Sebuah Nama Sebuah Cerita. Album ini adalah karya terakhir Peterpansebagai ancang-ancang untuk ganti nama band pada tahun berikutnya. Lagu andalan album ini adalah "Walau Habis Terang", "Kisah Cintaku", "Dilema Besar", "Menunggu Pagi", dan "Tak Ada yang Abadi". Pada tahun yang sama, Peterpan dibuatkan Replika Patung dan dimasukkan ke Museum Nasional Indonesia. Pada tahun yang sama, David ditetapkan sebagai personil tetap Peterpan. Pada 2009, Lucky keluar dari Peterpan karena Lucky dianggap belum cocok mengisi posisi bass. Setelah Lucky keluar dan bergabung dengan Domino, posisi bass diisi oleh Ihsan Nurrachman.
Pada tahun 2012, album Suara Lainnya dirilis dengan menggunakan nama masing-masing personel yaitu "Ariel, Uki, Lukman, Reza, David". Album ini merupakan album berisi versi instrumental lagu-lagu Peterpan ditambah dengan lagu "Dara", sebuah singel yang diciptakan oleh Ariel di dalam tahanan. Selain itu, pada album ini, vokal pada lagu "Cobalah Mengerti" diisi oleh Momo Geisha. Album ini merupakan album pertama yang dirilis dengan tidak menggunakan nama Peterpan setelah kontrak penggunaan namanya resmi berakhir pada tahun 2009. Mereka adalah band satu-satunya yang mampu membuat album tanpa kehadiran sang vokalis di publik walaupun di balik itu semua sang vokalis banyak berkontribusi.
Nama baru tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2010. Namun, Pada 2 Agustus 2012, band ini mengumumkan nama baru mereka, yaitu Noah. Noah sendiri berarti membuat nyaman, memberi ketenangan, dan panjang umur. Tidak hanya nama bandnya berganti, nama sebutan penggemar mereka juga berganti nama dengan menghilangkan embel-embel Peterpan. Pada bulan yang sama, menggunakan nama baru, band ini merilis singel "Separuh Aku".

B.   DESKRIPSI LIRIK LAGU

Lagu “Yang Terdalam” merupakan lagu yang terangkum dalam album Sebuah Nama Sebuah Cerita yang dirilis pada tahun 2008. Berikut lirik  lagu Yang Terdalam secara utuh dan disertakan penomoran untuk memudahkan penulis dalam menganalisis.
{1} Ku lepas semua yangku inginkan
{2}Tak akanku ulangi
{3}Maafkan jika kau ku sayangi
{4}Dan bila ku menanti
{5}Pernahkah engkau coba mengarti
{6}Lihatlah ku disini
{7}Mungkinkah jika aku bermimpi
{8}Salahkah tuk menanti
{9}Tak kan lelah aku menanti
{10}Tak kan hilang cintaku ini
{11}Hingga saat kau tak kembali
{12} Kanku kenang di hati saja
{13} Kau telah tinggalkan hati yang terdalam
{14}Hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa

C.   ANALISIS TEKSTUAL LIRIK LAGU YANG TERDALAM

1.     Analisis Aspek Gramatikal
- Aspek gramatikal wacana dalam analisis lagu Yang Terdalam ini meliputi pengacuan (reference), penyulihan (subtitution), dan pelesapan (ellipsis).
a.     Pengacuan (Reference)
Pada lirik lagu Yang Terdalam terdapat dua jenis pengacuan , yakni pengacuan, persona, dan pengacuan demonstrative.Pada lirik lagu Yang Terdalam terdapat dua  jenis pengacuan persona, yakni pronomina pertama tunggal, dan pronomina kedua tunggal. Pengacuan persona pronomina pertama tunggal dapat diperhatikan pada kutipan lirik lagu berikut:
(1) Ku lepas semua yangku inginkan {1}
(2) Tak akanku ulangi {2}
(3) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(4) Dan bila ku menanti {4}
(5) Lihatlah ku disini {6}
(6) Tak kan hilang cintaku ini {10}
(7) Kanku kenang di hati saja {12}
Pada lirik lagu “Yang Terdalam” dapat ditemuka pronomina pertama tunggal, yaitu pronominal  persona bentuk terikat lekat –ku. Pada pronominal persona bentuk bebas aku, terdapat pada kutipan berikut:
(8) Mungkinkah jika aku bermimpi {7}
(9) Tak kan lelah aku menanti {9}
 Untuk  pronominal persona bentuk kedua bebas kau seperti pada kutipan berikut:
(10) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(11) Pernahkah engkau coba mengarti {5}
(12) Hingga saat kau tak kembali {11}
(13) Kau telah tinggalkan hati yang terdalam {13}

b.    Penyulihan (Subtitution)
Dalam lirik lagu Yang Terdalam terdapat penyulihan. Penyulihan ini terjadi pada kata hati yang kemudian diganti dengan kata jiwa
(13) Kau telah tinggalkan hati yang terdalam
(14) Hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa

c.      Pelesapan (Ellipsis)
Pelesapan atau penghilangan satuan lingual tertentu sering digunakan para pencipta lagu untuk tujuan estetika. Lagu Yang Terdalam  juga memuat lirik-lirik yang mengalami pelesapan. Pelesapan dalam lagu tersebut dapat ditemukan pada kutipan-kutipan berikut:
(15) Ku lepas Ø semua yangku inginkan{1}
-Ku lepaskan semua yangku inginkan
(16) Dan bila Øku menanti {4}
-Dan bila aku menanti
(17) Pernahkah engkau Øcoba Ø mengarti {5}
-Pernahkah engkau mencoba untuk mengerti
(18) Ø Lihatlah Ø ku disini {6}
-Coba lihatlah aku disini
(19) Salahkah Ø Ø tuk menanti {8}
-Salahkah aku untuk menanti
(20) Tak  Ø kan Ø lelah aku menanti {9}
-Tak aka merasa lelah aku menanti
(21) Tak Ø kan Ø hilang Ø cintaku ini {10}
-Tak akan menghilang rasa cintaku ini
(22) Hingga saat Ø kau tak Ø Ø kembali {11}
-Hingga saatnya kau tak akan pernah kembali
(23)  Ø Kanku kenang di Ø hati saja {12}
-Akan ku kenang di dalam hati saja
(24)  Kau telah Ø Ø tinggalkan  hati yang terdalam {13}
-Kau telah pergi meninggalkan hati yang terdalam
(25)Hingga tiada Ø cinta yang tersisa di Ø jiwa {14}
-Hinggal tiada rasa cinta yang tersisa didalam jiwa

2.     Analisis Aspek Leksikal
Aspek leksikal wacana menitikberatkan pada segi makna atau struktur batin sebuah wacana. Aspek leksikal wacana dalam lirik lagu Laskar Pelangi meliputi repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas bawah), dan antonimi (lawan kata).
a.     Repetisi (pengulangan)
Wacana berupa lagu sering ditemukan bentuk repetisi di dalamnya, terutama repetisi bait atau refren. Pada lagu Yang Terdalam tidak ditemukan repetisi bait. Pada lagu yang terdalam hanya ditemukan pengulangan kata, yaitu pada kata menanti ditemukan pada lirik sebagai berikut:
(26) Dan bila ku menanti {4}
(27) Salahkah tuk menanti{8}
(28) Tak kan lelah aku menanti {9}

Kata ku diulang pada lirik sebagai berikut:
(29) Ku lepas semua yangku inginkan {1}
(30) Tak akanku ulangi {2}
(31) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(32) Dan bila ku menanti {4}
(33) Lihatlah ku disini {6}
(34) Tak kan hilang cintaku ini {10}
(35) Kanku kenang di hati saja {11}
Kata cinta diulang pada lirik sebagai berikut:
(36) Tak kan hilang cintaku ini {10}
(37) Hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa {14}
Kata hingga diulang pada lirik sebagai berikut:
(38) Hingga saat kau tak kembali {11}
(39) Hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa {14}
Kata aku diulang pada lirik sebagai berikut:
(40) Mungkinkah jika aku bermimpi {7}
(41) Tak kan lelah aku menanti {9}
Kata kau diulang pada lirik sebagai berikut:
(42) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(43) Hingga saat kau tak kembali{11}
(44) Kau telah tinggalkan hati yang terdalam {13}
Kata jika diulang pada lirik sebagai berikut:
(45) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(46) Mungkinkah jika aku bermimpi {7}
Kata hati diulang pada lirik sebagai berikut:
(47) Kanku kenang di hati saja {12}
(48) Kau telah tinggalkan hati yang terdalam {13}
b. Sinonimi (padan kata)
Sinonimi merupakan salah satu aspek leksikal yang mendukung kepaduan wacana. Sinonimi berfungsi sebagai penjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana.
Lagu Yang Terdalam memuat dua sinonimi, yakni sinonimi morfem dan sinonimi kata.
(49) Ku lepas semua yangku inginkan {1}
(50) Tak akanku ulangi{2}
(51) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(52) Dan bila ku menanti {4}
(53) Pernahkah engkau coba mengarti {5}
(54) Lihatlah ku disini {6}
(55) Mungkinkah jika aku bermimpi {7}
(56) Tak kan lelah aku menanti {9}
(57) Tak kan hilang cintaku ini {10}
(58) Kanku kenang di hati saja {12}
Pada contoh diatas morfem(bebas) aku bersinonim dengan morfem (terikat) ku
(58) Maafkan jika kau ku sayangi {3}
(59) Pernahkah engkau coba mengarti {5}
(60) Hingga saat kau tak kembali {11}
(61) Kau telah tinggalkan hati yang terdalam {13}
Pada contoh di atas morfem bebas engkau bersinonim dengan morfem kau

c.    Kolokasi (Sanding Kata)
Kolokasi dalam sebuah wacana berguna untuk mendukung kepaduan wacana. Dalam lagu Yang Terdalam tidak terdapat kolokasi.

d.      Hiponimi (Hubungan Atas Bawah
Hiponimi merupakan alat kohesi leksikal yang makna kata-katanya merupakan bagian dari makna kata yang lain. Kata yang mencakupi beberapa kata yang berhiponim disebut hipernim atau superordinat. Di dalam lirik lagu Yang Terdalam tidak ditemukan unsur leksikal hiponimi.

e.       Antonimi (Lawan Kata)
Antonimi atau lawan kata disebut juga dengan oposisi makna. Oposisi makna merupakan konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya kontras makna saja.Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi hirarkial, dan oposisi majemuk. Di dalam lagu Yang Terdalam tidak ditemukan antonimi.

D.  PENUTUP

Lagu Yang Terdalam adalah salah satu lagu yang terangkum dalam album Sebuah Nama Sebuah Cerita yang dirilis pada tahun 2008 dan sangat dikenal masayarakat apalagi bagi anak muda yang menyukai lagu pop. Lirik lagu Esok Kan Bahagia Yang Terdalam merupakan salah salah satu jenis wacana yang memiliki struktur. Analisis tekstual lagu Yang Terdalam mencakup analisis gramatikal dan leksikal. Berdasar pada analisis gramatikal, di dalam lirik lagu Esok Kan Bahagia ditemukan beberapa aspek gramatikal, yaitu pengacuan (reference), penyulihan (subtitution), dan pelesapan (ellipsis). Dalam analisis secara leksikal, lirik lagu Yang Terdalam mengandung beberapa aspek leksikal, yaitu repetisi (pengulangan), dan sinonimi (padan kata). Untuk antonimi, kolokasi, hiponimi, dan ekuivalensi tidak ditemukan.

Rujukan :

Mohd Rashid Md Idris, Norliza Jamaluddin, Abu Hassan Abdul & Adenan Ayob (2012). Tatabahasa Wacana. Tanjong Malim: Emeritus Publications.

Mohd Rashid Md Idris, Norliza Jamaluddin, Abu Hassan Abdul & Adenan Ayob (2012). Analisis Wacana. Tanjong Malim: Emeritus Publications.



No comments:

Post a Comment